Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger


中文(简体) Português English (US) Français Deutsch Italiano 日本語 한국어 Español

Thursday, March 5, 2009

Wisata Yogyakarta Part 2 (Prambanan & Malioboro)

Sepanjang perjalanan menuju Jogyakarta, kanan kiri jalan dipenuhi oleh bendera dan spanduk partai, tidak indah…karena ditempatkan tidak beraturan, seolah-olah tidak ada pengaturan dan pengelolaan yang baik, antara pemerintah dan calon-calon anggota legislative. Berebut mencari simpati pemilih, tapi tidak dengan cara simpatik. Apalagi di sepanjang jalan Letjen Suprapto di Jogyakarta, sangat tidak indah.Tapi begitu tiba di Candi Prambanan, semuanya kembali terlihat senang, rasa lelah dan letih lenyap begitu saja, apalagi saat bus memasuki lingkungan candi prambanan, sudah disambut oleh para pedagang yang sibuk menawarkan barang dagangannya, baik itu makanan dan minuman ringan ataupun reflika candi prambanan sendiri.

Candi Prambanan, sungguh cantik dan indah Candi Prambanan ini, walaupun sampai saat ini, batu-batuan yang tersisa akibat gempa bumi, masih belum dibereskan dan disusun menjadi candi.Dan begitu rombongan wisata keluar dari bis untuk jalan kaki menuju lokasi Candi yang jaraknya lumayan jauh… sekitar 500 m.. (perlu stamina yang kuat untuk persiapan jalan kaki di Taman Wisata Candi Prambanan ini)… Namun jangan kuatir, disepanjang perjalanan menuju candi banyak yang bisa dilihat.. bisa cuci mata.. disamping taman bunga yang indah… bisa juga melihat barang-barang kerajinan lokal yang menurut saya unik-unik… Siap-siap juga untuk pasang strategi menolak pedagang asongan yang setia menguntit kita jika kita tidak tertarik dengan barang yang ditawarkan:-).Mendekati kawasan candi, kita diwajibkan membayar tiket masuk.. Rp. 15.000,-/orangMemasuki kawasan candi prambanan, benar-benar memberikan kesan tersendiri yang takkan dapat terlukiskan dengan kata-kata. Begitu indah panorama keindahan yang terpancar, walaupun dibeberapa tempat di komplek prambanan tersebut masih terlihat batu-batu berserakan akibat gempa beberapa tahun yang lalu.

Komplek Candi yang masih dalam pemugaran yang hancur akibat gempa bumi

Gambaran sebelum/sesudah gempa di prambanan

Hari itu, entah karena emank lagi liburan atau apa, tp keadaan di candi prambanan sangat ramai sekali. Turis lokal ma turis interlokal eh...internasional maksudnya, saling berbaur untuk menikmati panorama candi prambanan.


Setelah seharian menikmati keindahan panorama candi prambanan, hingga akhirnya sore datang dimana kawasan candi prambanan akan segera ditutup. Puji syukur saya sampaikan ke hadirat Tuhan… bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang bisa membuat hasil karya budaya seperti ini dan dijaga kelestariannya oleh para penerusnya .. Thanks God..


Malam harinya, kami jalan-jalan di Malioboro, masing-masing jalan dengan kelompoknya masing-masing, entah mengapa jalan-jalan di Malioboro tidak pernah ada rasa bosan, dari mulai penjual makanan, pengamen dan becak yang selalu hadir di Malioboro. Untuk kali ini, hal yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya adalah banyaknya pemakai sepeda motor, dari mulai trotoar sampai jalan dipadati oleh motor. Khususnya di trotoar, dijadikan tempat parkir, ini yang sangat mengganggu, karena tempat jalan kaki tidak nyaman lagi.

Setelah puas mengunjungi berbagai tempat wisata di Yogyakarta dan sekitarnya, pasti tak puas rasanya jika tak membawa cinderamata dan berbagai oleh-oleh khas Jogja untuk sanak keluarga. Salah satu tempat yang wajib dikunjungi para pemburu cendera mata adalah kawasan Jalan Malioboro. Hanya terpisahkan oleh sepasang rel kereta api dengan stasiun utama kota Yogya, Stasiun Tugu, nama yang sangat identik dengan Jogja ini menawarkan berbagai jenis oleh-oleh dan cindera mata, mulai dari kerajinan unik, batik, hingga makanan khas jogja seperti Bakpia atau geplak. Semua jenis oleh-oleh tersebut bisa dengan mudah anda temui mulai dari dalam Malioboro Mall yang megah, toko-toko di sepanjang Malioboro, kaki-kaki lima yang menggelar dagangannya di trotoar, hingga ke jalan dan gang sempit yang tersebar di sekitar kawasan Malioboro.

Bagi yang menginginkan sensasi berbelanja yang lebih prestisius, anda dapat mengunjungi toko-toko batik bermerk seperti Danarhadi dan Batik Semar. Selain itu, berbagai toko barang antik yang tersebar di berbagai sudut Malioboro mungkin memberi anda sedikit kejutan. Mirota Batik, bagian dari Mirota grup bisa menjadi alternatif bagi para pelancong yang ingin mendapatkan barang-barang kerajinan berkelas. Pastikan tidak tertipu dengan harga yang ditawarkan. Biasanya para penjual menaikkan harga dari biasanya bagi para wisatawan.

Jika anda ingin bernostalgia dengan jajanan tradisional khas jawa, berjalanlah sedikit ke selatan pada pagi atau siang hari hingga mencapai pasar Beringharjo. Di pertigaan yang merupakan salah satu pintu keluar pasar anda akan dengan mudah mendapati jajanan pasar yang mungkin sudah tidak dapat anda temui di kota-kota besar lain. Para penjual yang menggelar jualannya di lincak bambu setinggi dada orang bersila akan melayani anda dengan ramah. Satu tips berbelanja jajanan pasar di Beringharjo: datanglah sedikit lebih pagi dan anda akan dimanjakan oleh banyaknya pilihan jajanan pasar yang tersedia. Dengan berbekal Rp10.000,00 kerinduan anda akan dipuaskan dengan selera kampung jawa tempo dulu

Hanya dengan 5.000 - 10.000 anda dapat jalan2 dengan menggunakan becak keliling malioboro....asyik bangetkan...!
Pilihan belanja malam di malioboro ditambah dengan hadirnya para pembuat souvenir berbentuk nama pemesan. Dengan harga berkisar antara Rp10.000,00-Rp20.000,00, para pemesan suvenir ini dimanjakan secara personal dengan hadirnya nama-nama mereka diatas gantungan kunci, cincin, liontin, ataupun gelang.

BAKPIA
Ingat bakpia, ingat camilan yang berbahan dasar kacang hijau, oleh-oleh dari Jogja. Memang tidak sulit mencari makanan yang satu ini. Karena terkenalnya sebagai makanan khas Jogja, hampir setiap toko oleh-oleh yang tersebar di seluruh Jogja menawarkan bakpia sebagai oleh-oleh. Merek yang terkenal pun menjadi pilihan bagi para wisatawan yang tidak ingin terlalu pusing memilih.

Tapi tahukah Anda kalau pusat bakpia ini sebenarnya tidak jauh dari jalan Maliboro? Bagi yang sudah sering ke Jogja, mungkin lokasi ini sudah menjadi lokasi kunjungan reguler saat berkunjung ke Jogja. Tapi buat yang belum, tidak akan sulit mencari daerah yang berada di sepanjang Jl. K.S Tubun ini. Bertanyalah kepada tukang becak, andong, dokar, dan juga taksi yang Anda temui, maka Anda akan diantar sampai ke tujuan.

Daerah sentra pembuatan bakpia ini bernama Pathuk. Jangan salah dengan daerah Pathuk yang terletak di Gunungkidul, daerah Pathuk ini terletak di tengah-tengah kota Jogja. Jika diantar oleh becak dan transportasi umum yang lain kecuali bis, besar kemungkinannya Anda akan diantar menuju toko yang sudah terkenal di jalan itu, atau mungkin toko yang dimiliki oleh teman atau saudaranya. Sebenarnya ada cara yang lebih menarik dan lebih dari sekedar datang ke suatu toko dan membeli oleh-oleh. Namun tentu saja cara ini hanya cocok bagi Anda yang mau menjadikan pencarian oleh-oleh sebagai petualangan, sekaligus olahraga jalan sehat.

Di sepanjang Jl. K.S tubun ini memang berjajar toko oleh-oleh dengan bakpia sebagai daya tarik utamanya, tetapi bukan itu yang menarik. Pathuk terkenal sebagai sentra pembuatan bakpia, jadi mayoritas warganya membuat bakpia untuk dijajakan. Keterbatasan lahan tanah, dan tentunya biaya membuat warga di sekitarnya tidak bisa berjualan di toko, melainkan di rumah-rumah mereka masing-masing. Anda tidak akan menemui merek bakpia terkenal di sana, tetapi Anda dapat berburu citarasa bakpia yang sesuai selera Anda dan keluarga.

Gang utama paling menonjol yang dapat anda kunjungi berada di sebelah kanan Jl. K.S Tubun dari arah timur. Carilah terlebih dahulu gang yang di depannya terdapat plankat besar bertuliskan 'Sentra Makanan Khas Bakpia'. Di gang itulah Anda dapat berjalan-jalan dan menemui banyak rumah yang siap dengan pemilik dan bakpia buatan mereka sendiri. Umumnya mereka akan menawarkan kepada Anda untuk mencicipi terlebih dahulu sebelum membelinya. Apabila tidak cocok dengan selera, teruslah berburu dari rumah ke rumah sampai menemukan yang pas dengan lidah. Namun jangan hanya mencicipi semua tempat akhirnya tanpa membeli sama sekali, Anda bisa dituduh hanya mencari makan gratis saja.

Rasa bakpia kini bermacam-macam, sesuai kreasi para pembuatnya. Kalau dulu hanya kacang hijau, sekarang Anda dapat menemukan rasa coklat, nanas, keju, dan lain sebagainya. Yang tidak berubah, bakpia rasanya manis dan bentuknya relatif dari dulu sama, bulat dan pipih. Biasanya bakpia ditaruh dalam sebuah kotak kecil yang nantinya diisi dengan kurang 21 buah bakpia. Pembeliannya dihitung setiap kotak dengan satu macam rasa saja.

Harga bakpia home indutri ini biasanya relatif lebih murah, atau maksimal sama dengan yang dijual di toko-toko. Walau begitu, terkadang memang ada juga yang menawarkan dengan harga tinggi, tetapi Anda masih bisa menawarnya, terlebih jika Anda membelinya dalam jumlah yang besar. Kalau Anda menemukan rumah dengan bakpia yang pas dengan selera Anda, jadikan langganan untuk kunjungan berikutnya, dan kenalkan pula dengan teman, rekan kerja dan saudara Anda. Selamat Berburu!!

Dan gw sendiri yang begitu ingin melihat bagaimana proses pembuatan bakpia itu sendiri, maka pagi-pagi sekali begitu bangun tidur langsung mandi n sholat subuh, terus keluar dech untuk liat keadaan di malioboro diwaktu pagi. Wouw...aktifitas kehidupan ekonomi masyarakat jogja sudah dimulai, bersama koordinator lapangan saya pergi dengan menggunakan becak ketempat pembuatan bakpia tersebut, kami harus bergerak cepat, karena bus akan segera berangkat begitu rombongan udah siap. Beruntung saat itu saya membawa kamera dan handycam sehingga saya disangka wartawan kuliner kali yah, dan saya diperboleh masuk untuk melihat proses pembuatan bakpia tersebut.


Dari proses pembuatan


Pengepakan...


Hingga jadi seperti ini


Dan belidah sebagai oleh-oleh....

Akhir cerita....tajuk blog inipun berjudul :
Semalam di Malioboro.....

No comments:

Post a Comment