Setelah puas di pantai parangtritis, kini team wisata kembali melanjutkan perjalangannya, kali ini menuju kesebuah situs peninggalan bersejarah yang amat membanggakan bangsa Indonesia dimata dunia, sebagai salah satu keajaiban dunia yaitu Candi BOROBUDUR.
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.
Sebelum team wisantara menceritakan pengalamannya ditempat bersejarah ini, mungkin ada baiknya kita tau sedikit tentang awal sejarah berdiri candi Borobudur.
Borobudur, Candi Budha Terbesar di Abad ke-9
Siapa tak kenal Candi Borobudur? Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati.
Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.
Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.
Akhirnya ada jg bule yg bisa diajak foto hehehe....
Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.
Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang). Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.
Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut "The Lamp for the Path to Enlightenment" atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.
Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikitari rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Dasarnya adalah prasasti Kalkutta bertuliskan 'Amawa' berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi. Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.
Dengan segala kehebatan dan misteri yang ada, wajar bila banyak orang dari segala penjuru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, anda juga bisa berkeliling ke desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga membuat kerajinan. Anda juga bisa pergi ke puncak watu Kendil untuk dapat memandang panorama Borobudur dari atas. Tunggu apa lagi? Tak perlu khawatir gempa 27 Mei 2006, karena Borobudur tidak terkena dampaknya sama sekali.
Nah, sekarang gw mau cerita sedikit nih mengenai pengalaman selama disana...
Saat pertama kali tiba di kawasan Borobudur, ini adalah pertama kalinya bagi gw ke candi borobudur, saat turun pertama kali dari bis wisata, gw udah dapat membayangkan dapat melihat takjub candi borobudur yang selama ini slalu hanya gw dengar dari orang-orang tentang kemegahannya. Tp kenyataannya sungguh amat berbeda sekali dg apa yang gw alami.
Bukannya disambut dengan pemandangan agung sang candi borobudur, kita justru akan disambut oleh pedagang-pedagang yang menawarkan relief-relief candi borobudur dengan harga yang lumayan murah, berkisar antara Rp. 5.000 - Rp. 25.000,- gw sendiri beli 2 sebagai oleh2. Sayangkan kalo ngak dimanfaatin.
Ternyata candi borobudur tidaklah berada dekat didepan mata, kita harus berjalan untuk mencapai tempat tersebut, kira-kira 200 m. Sepanjang perjalanan kita disuguhkan dengan pedagang-pedagang yang menawarkan barang dagangannya, dari pakaian, patung hingga relief candi dengan berbagai bentuk. Begitu tiba di depan kawasan konflek candi borobudur, kita diharuskan untuk membeli tiket masuk yang harganya Rp. 12.500,-. Begitu udah bayar tiket dan masuk, ternyata candi borobudur juga belom kelihatan....aduh...gmna nih, padahal udah ngak sabar untuk melihatnya.
Berjalan dan terus berjalan, hanya itu yang bisa dilakukan, Untungnya sepanjang perjalanan banyak pemandangan yang bisa dimanfaatkan untuk menghilangkan keletihan. Setelah 300 m baru akhirnya gw tiba di kaki candi borobudur. Wow....wow....dan wow.... mungkin hanya itu yang bisa gw ucapkan saat pertama kali melihat candi borobudur didepan mata gw....bukan saja dari cerita orang, tapi kini gw bener-benar dapat melihat kemegahan dan keagungan candi borobudur didepan mata gw sendiri. Subhanallah.....betapa besar dan megahnya candi borobduur...^^
PERINGATAN....!!
Melihat betapa tingginya candi borobudur untuk mencapai puncaknya, diharapkan kepada wisatawan, agar bagi yg ingin BAB n BAK, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu dibawah, karena kalau udah mendaki, diatas tidak akan ada toilet, terus untuk yang ngak punya stamina kuat, sebaiknya jangan berharap terlalu banyak untuk dapat mencapai puncak candi borobudur.
Gw sendiri dg nafas ngos-ngos-ngosan akhirnya dapat juga mencapai puncak, yah selain malu sebagai cwok kalo ngak ammpu mendaki ke puncak, gw jg pengen ngelian stupa yang menurut mitos orang2, kalo dapat memegang stupa didalamnya, keinginan kita akan dapat terwujud, tapi saat tiba dipuncak gw justru kebingungan mencari tempat stupa tersebut berada, karena begitu banyaknya stupa yang ada dipuncak borobudur. Satu demi satu stupa itu diintip tapi tetap aja enggak ada yang dimaksud, akhirnya dengan keputus asaan gw memutuskan untuk menyudahi pencarian, mgkn emang ngak jodoh kali...hehehehe....seperti manusia aja ngak jodoh.
Seperti kata pepatah, "dibalik kesusahan, pasti ada kemudahan yg akan didapat...", mungkin inilah pepatah yang dapat gw ambil, dipuncak borobudur, gw justru bertemu dengan bule2 yang bisa diajak bercanda, yah...sekedar untuk melatih ENGLISH LANGUAGE gw yang ancur....hehehehe.....
Untung ngak dapat diraih....rugipun ngak dapat dibuangg....pletakkk...!!
tau apa maksudnya gw nulis gituan...yg penting intinnya...disaat gw udah putus asa dan berniat untuk turun panggung.....turun dari borobudur maksudnya..
sAAT langkah-langkah kakiku menuruni tangga-tangga di candi borobudur, tiba-tiba saja perhatianku terarah pada satu kerumusan massa yang sangat menarik perhatian.
"Oh mygod.....". ternyata stupa yg sejak dari gw cari berada tak jauh dari tempat gw berdiri saat ini, dasar gila !! dicari ngak dapat2, ngak dicari justru keliatan sendiri. Dengan perasaan berdebar gw dekatin tuh stupa yang saat ini dipenuhi oleh orang2 yang berusaha untuk memegang isi dalam candi kecil tersebut.
Menurut mitos yang gw dengar selama ini, kalo kita bisa memegang stupa didalamnya, maka keinginan kita akan dapat terwujud. Walllahua'lam, yg pasti itu imposibille bgt emanknya kt hidup dizaman berhala hehehehe.... tp untuk memuaskan hati karena udah terlanjut berada dipuncak borobudur, sayang kalo ngak dicoba, orang pada megang, kenapa kita nggak....saat pertama kali mendekatinya, gw langsung coba intip apa yang ada didalam candi kecil itu, ternyata didalamya emank ada patung budha bertapa, hanya saja patungnya tanpa kepala...kata orang2 sih patung itu termasuk salah satu yang kena serangan bom dulu, aneh y...ngabulin permintaan org bisa...tpi untuk ngelindungi diri sendiri aja ngak bisa....tp ANEH TAPI NYATA, banyak orang2 yang disekeliling gw yang coba memegang stupa tersebut, tapi banyak yg ngak kesampaian tangannya....padahal kalo di intip, stupa kecil itu sangat dekat dan mudah terjangkau....kenapa y bisa gitu...?? (tanya GALILEO dah)
Penasaran, so pasti, makanya gw coba masukin tangan gw, dan....... gw berhasil memegang stupa kecil itu, tp gw lupa apa gw waktu itu minta sesuatu atau enggak y, y udahlah....yg penting gw udah bisa puasin hati gw karena udah berhasil pegang tuh stupa....
sampai ngak y...
DAPETTTTTTT....
Akhirnya gw bisa juga menaklukkan ketinggian puncak borobudur.....puas dech...puassss... gw tinggalkan borobudur dgn satu kepuasan hati....hehehe
met tinggal borobudur....we will back...anytime...!!!
Indah sekali taman wisata candi borobudur.
ReplyDelete